KKN-PPM UNG di desa Owata, kecamatan Bulango Ulu, Bone Bolango

Oleh: Herson Kadir . 11 Juli 2019 . 11:45:00

Rela Seberangi Sungai untuk Wujudkan Masyarakat Cerdas Membaca

 

LEBIH dari sebulan lamanya, 30 mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNG harus menetap di desa Owata, kecamatan Bulango Ulu, Bone Bolango untuk berbagi ilmu yang mereka miliki.

Tak hanya sosialisasi, mereka juga mengajak lebih dari 50 warga desa Owata untuk belajar membaca, menulis dan berhitung. Semua ini dilakukan sebagai bentuk pemberantasan buta aksara.

Tak hanya itu, mereka juga membuat kelompok belajar di masing-masing dusun, membuat rumah aksara bagi warga disana serta penyediaan sarana dan prasaran rumah aksara. Bukan itu saja, mahasiswa juga mengadakan papan nama pengenal keluarga di tiap-tiap rumah untuk memudahkan masyarakat dalam mengetahui kepala keluarga di masing-masing rumah.

Waktu sebulan bukanlah waktu yang singkat. Jarak yang begitu jauh serta harus menyusuri sungai tak membuat para mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNG kendor dalam menjalankan program pengabdian kepada masyarakat tersebut. Dalam seminggu jadwal mengajar mahasiswa KKN-PPM berkisar 4-5 hari dari pukul 09.00 Wita hingga 16.00 Wita sesuai dengan kesediaan masyarakat belajarnya.

Mahasiswa yang melaksanakan tugas mengajar di masing-masing kelompok belajar terdiri dari 10 orang dan harus menyesuaikan waktu dengan masyarakat. Sebab tidak semua masyarakat berada di tempat ketika program penuntasan buta aksara itu dilakukan. Ada yang bekerja sebagai petani, ada yang berkebun, sehingga ketika masyarakat tersebut kembali ke rumah, mereka sudah capek dari berkebun sudah tidak mau datang lagi ke rumah belajar. Maka mahasiswa pun berinsiatif untuk mengadakan pembelajaran langsung datang ke rumah-rumah warga belajar dan mengadakan pengajaran. Meskipun hanya satu jam lamanya untuk mengenalkan dan melanjutkan pembelajaran sebelumnya.

Adapun pengajaran yang diterapkan pada masyarakat belajar dirancang sendiri oleh mahasiswa KKN-PPM dengan membuatkan bahan ajar dan media yang berbasis ekologi sesuai dengan kondisi masyarakat yang berada di Desa Owata. Serta buku saku untuk dibawa dan dipelajari pada saat-saat luang masyarakat belajar untuk menunjang dan memperlancar mereka dalam belajar serta dilengkapi dengan gambar yang sesuai sehingga mudah untuk dipahami oleh mereka warga belajar.

“Memang disetiap tugas itu pasti punya tantangan tersendiri, kami merasakan itu. Dari akses jalan yang harus dilalui ke tempat belajar yang cukup jauh, menyeberangi sungai dan adapula yang harus mendaki gunung untuk mencapai lokasi belajar,” kata Yuli Astuti salah seorang mahasiswa KKN-PPM menyampaikan apa yang ia rasakan selama memberikan pengabdian kepada masyarakat.

Namun itu bukanlah menjadi alasan untuk menyerah. Semangat mereka makin terbakar ketika upaya mereka dalam memberantas buta aksara tersebut mendapatkan dukungan dari karang taruna Buhuta desa Owata dan aparat desa serta masyarakat Desa Owata yang antusias mendengarkan arahan dan pentingnya membaca, menulis serta berhitung dalam kehidupan keseharian.

“Itu yang membuat kami semangat selama sebulan lebih berada disana,” sambung Yuli. Sebelum penarikan mahasiswa memberikan kenang-kenangan dengan mengadakan rumah aksara sebagai pusat belajar warga yang masih membutuhkan bimbingan dalam pemberantasan buta aksara.

Sebuah bangunan kecil berukuran 3×4 Meter yang diizinkan langsung oleh kepala Desa Owata untuk dijadikan pusat belajar yang terletak tepat di depan kantor desa Owata. “Kami sudah menfasilitasi rumah aksara berupa bahan ajar, media belajar, buku bacaan ringan, alat tulis menulis serta gambar untuk memudahkan mereka dalam belajar,” ucap Yuli.

Pada akhir menjelang penarikan mahasiswa menggelar acara resmi dalam rangka penarikan dan pengukuhan tutor sebaya untuk menggantikan para mahasiswa dalam mengajar buta aksara di desa Owata. Serta melantik struktur organisasinya yang diangkat dari masyarakat belajar yang sudah dianggap mampu dan dapat melanjutkan program tersebut.

Para tutor ini dikukuhkan langsung kepala desa Owata Ali Antukai dan didampingi dosen Pembimbing Lapangan Prof. Supriyadi, Herson Kadir, S.Pd., M.Pd dan Jafar Lantowa, S.Pd.M.A penanggungjawab program mahasiswa KKN-PPM.

Kepala Desa Owata, Ali Antukai menuturkan sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN-PPM Universitas Negeri Gorontalo. Sebab kedatangan mereka sangat memfasilitasi masyarakat buta aksara untuk dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung serta menguak dan membangkitan kesadaran masyarakat desa tersebut bahwa membaca, menulis, dan berhitung sangatlah penting dalam kehidupan ini.

“Ada sebuah impian yang kemudian terwujud karena adanya mahasiswa KKN-PPM mengabdi di sini. Mahasiswa ini telah meringankan dan membuat masyarakat di sini jadi tahu membaca, menulis, dan menghitung meskipun ada yang baru mengenal abjad.

Mereka (Mahasiswa KKN-PPM) dapat dikata hebat karena yang mereka ajar bukan hanya anak-anak tetapi masyarakat yang sudah berumur tua pula mereka tetap sukses dalam mengajarnya.

Entah, mereka punya kelebihan apa sehingga masyarakat antusias dan sukses belajar bersama mereka. Banyak hal yang mereka bagi dan mengispirasi kami di sini,” tutur Ali Antukai. (*)

Agenda

25 Maret 2013

pelatihan website

pelatihan website di Pustikom
peserta FSB dan FMIPA

FSB
ririn
yanti herman
ipin
rahmat